-Ps. Erwin Widodo
Matius 16:24 “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
Menjadi murid Kristus adalah panggilan untuk setiap orang yang sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Tentu untuk menjadi Murid Kristus, kita harus bertumbuh menjadi dewasa rohani dan memiliki kualitas murid Kristus.
Berikut ini adalah ciri dari Murid Kristus yang menggambarkan juga kualitas hidup seorang murid Kristus.
3 Ciri dari Murid Tuhan Yesus:
1. Menyangkal diri (“deny himself” )
Ada 3 pengertian dari menyangkal diri adalah sebagai berikut :
a. Menyangkal kehendak sendiri
Orang yang menyangkal diri adalah orang yang mampu berkata “tidak!” terhadap keinginannya sendiri.
Setiap manusia pasti memiliki keinginan dan kehendak, apalagi jika memiliki kemampuan dan resources. Tetapi apabila tidak sesuai kehendak Tuhan, orang yang menyangkal diri akan sanggup berkata tidak terhadap keinginannya sendiri.
Respons dalam menghadapi pergumulan memilih antara kehendak sendiri atau kehendak Tuhan memperlihatkan apakah seseorang mempunyai kualitas seorang murid atau tidak.
Yesus juga mengalami pergumulan dalam hal ini, Lukas 22:42 “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”
Yesus ada di persimpangan 2 kehendak, antara kehendak diriNya sebagai manusia dengan kehendak Allah Bapa.
B . Menyangkal harga diri
Orang yang merendahkan diri, tidak mempertahankan haknya.
Yesus memberi teladan merendahkan diri dengan turun dari surga menjadi manusia, memilih lahir di tempat yang paling rendah, dan mati dengan cara disalib yang merupakan hukuman yang paling tidak layak bagi manusia.
Filipi 2:8 “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Di dunia, manusia berlomba-lomba mencari tempat yang tinggi, seperti mencari jabatan dan nama.
Saat murid Yesus mulai mempermasalahkan tempat di sebelah Tuhan Yesus, justru dampaknya adalah pertengkaran di antara murid-murid (Markus 10: 38-41).
Kesimpulan : akar segala pertengkaran adalah kesombongan.
C . Menyangkal egoisme
Orang yang tidak lagi memikirkan kepentingannya sendiri.
Setiap manusia selalu memiliki kepentingan, yaitu selalu ingin dipuaskan.
Belajarlah untuk memperhatikan kepentingan bersama, seperti Tuhan Yesus mati untuk kepentingan manusia.
Yesus datang ke dunia siap untuk mati. Artinya siap untuk kehilangan segalanya, tidak ada lagi kepentingan yang perlu dipertahankan.
Filipi 2:2-3 “karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri”
2 . Memikul salibnya ( “take up his cross” )
Tiap orang mempunyai salibnya masing-masing. Yesus memikul salibNya dengan tujuan berjalan menuju kematian, karena Dia harus mati dengan cara disalib.
Ada 3 pengertian memikul salib :
A. Orang yang menderita untuk “kematian” diri kita.
Roma 6:4 “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”
Memikul salib artinya menjalani proses menuju kematian terhadap diri kita sendiri. Kita tak akan pernah menjadi manusia baru apabila manusia lama kita tidak pernah mati. Manusia lama kita harus mati dahulu, dikubur, kemudian kita akan memperoleh hidup yang baru bersama Kristus.
Seorang murid harus mengalami proses kematian ini, yaitu mati terhadap dosa, hawa nafsu, kemarahan, kesombongan, dsb. Apabila kita sudah mati, kita tidak akan bereaksi lagi ketika dipicu oleh hal-hal itu.
B. Orang yang menderita untuk perubahan menjadi serupa Kristus.
Yohanes 15:2 “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.”
Setelah Yesus memikul salib dan mati, Ia kemudian bangkit dan kembali ke Yerusalem dalam kemuliaan. Tuhan ingin kita mengikuti teladan-Nya untuk memikul salib, karena setelah menjalani proses itu kita pun kemudian akan diubah menjadi makin serupa dengan Dia dalam kemuliaan-Nya.
Oleh karena itu, kadang Tuhan izinkan penganiayaan terjadi. Ia izinkan kita memikul salib dan jatuh. Memikul salib adalah proses untuk mengubah hidup kita supaya menghasilkan buah yang lebih banyak lagi.
Dalam ilustrasi Yohanes 15:2 bahkan ranting yang sudah berbuah pun masih dibersihkan-Nya, supaya bisa menghasilkan lebih banyak lagi.
- Orang yang menderita untuk kebenaran / kepentingan Tuhan
1 Petrus 2:20 “Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.”
Yesus disalib tanpa ditemukan adanya kesalahan. Ia disalib justru karena Ia melakukan kebenaran, bukan karena berbuat dosa.
Sebagai murid Kristus, kita pun harus siap untuk melakukan kebenaran dan berbuat kebaikan tapi lalu mengalami penderitaan, karena itu adalah kasih karunia.
Dalam ilustrasi Yohanes 15:2 bahkan ranting yang sudah berbuah pun masih dibersihkan-Nya, supaya bisa menghasilkan lebih banyak lagi.
3 . Mengikut Yesus (“Follow Me” )
Ada 3 pengertian dari mengikut Yesus :
A. Orang yang bersedia dimuridkan
Matius 4:19 “Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”
Markus 10:21 “Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”
Murid itu artinya orang yang bersedia mengikuti guru / otoritas di depannya.
Orang muda dalam Markus 10 ini bisa dikatakan hampir sempurna, karena Yesus sendiri berkata bahwa kekurangannya cuma satu. Tetapi ia gagal terhitung sebagai murid Yesus, karena ia menolak untuk dimuridkan.
Proses menjadi murid ternyata yang paling sulit dilakukan, bahkan bagi orang muda yang hebat ini, tetapi apabila kita mau mengikuti Yesus kita harus bersedia dimuridkan.
B. Orang yang mengikuti teladan hidup Yesus
1 Yohanes 2:6 “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
Seorang murid wajib mengikuti gaya hidup Yesus. Buatlah perbandingan antara bagaimana respon kita dengan respon Yesus dalam menyikapi segala sesuatu.
Dalam proses mengikuti-Nya, Yesus tidak mengharapkan kita langsung sempurna, tetapi Ia menghargai proses yang kita jalani untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
3. Orang yang meninggalkan apa yang bukan prioritas utama – Tuhan Yesus menjadi prioritas utama
Ketika Petrus mendengar Yesus memanggilnya, ia langsung meninggalkan perahu dan segalanya untuk mengikuti Dia. Petrus menjadikan Yesus sebagai prioritasnya yang utama.
Lukas 9:59-62 “Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetap izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Dalam kisah Lukas 9:59-62 ini orang yang dipanggil Yesus mempunyai respon berbeda dengan Petrus. Sebenarnya ia mau dan bersedia mengikuti Yesus, tetapi salah mengatur prioritas.
Sebagai murid Kristus, kita harus belajar menempatkan Tuhan sebagai prioritas yang utama dalam hidup kita.
Tujuan kita berkumpul untuk berdoa bersama harusnya adalah karena kita mengasihi Tuhan dan untuk bertemu dengan Dia, karena kita menempatkan Dia sebagai yang utama, bukan karena dibebani oleh aturan dan keharusan atau karena ada sesuatu yang kita inginkan dari Tuhan.
Orang yang memprioritaskan hubungan dengan Tuhan, hidupnya akan menghasilkan buah. Tapi bukan buah itu yang kita kejar, karena itu hanya hasil / akibat dari hubungan kita dengan Tuhan.
Mari kita memeriksa diri kita dari 9 hal ini manakah yang masih merupakan pergumulan :
- Menyangkal kehendak diri sendiri
- Menyangkal harga diri
- Menyangkal egoisme
- Menderita untuk mati bagi diri sendiri
- Menderita untuk berubah dan berbuah
- Menderita untuk kebenaran ( melakukan Firman )
- Ikut pemuridan
- Hidup ikut teladan Yesus
- Menjadikan Yesus prioritas yang utama
Tuhan Yesus memberkati..

